Kamis, 06 Juli 2017

HUKUM TABUR TUAI



DAVID DINKINS 

Tahun 1990-an, satu2nya pejabat negara dari kulit hitam, pernah memangku jabatan bergengsi sebagai Walikota New York, namanya David Dinkins.

Pejabat yang penuh wibawa dan dihormati oleh semua warganya, sehingga setiap kali sang Walikota berpidato, semua warga setia mendengar dan mematuhi hal2 yang disampaikan.
Salah satu pidatonya, tersebutlah nama seorang pria mantan kekasih istrinya, tentunya sebelum mereka menjadi pasangan suami istri.
Ketika Bapak Walikota bersama Nyonya keliling kota dengan mengendarai mobil dinasnya. Tiba2 ia melihat seorang pria yang sedang banting tulang, berpeluh keringat, pakaian tak karuan, kotor, lagi bekerja sebagai tukang bangunan. Pria inilah mantan kekasih sang istri.

Sang suami (David Dinkins) lalu menggoda istrinya, mengatakan, "Kamu pasti bangga karena sekarang sedang berada di dalam sebuah mobil mewah bersama suami ( Walikota ), dan bukan bersama pria tukang bangunan di pinggir jalan.
Diluar dugaan suaminya, istri spontan menjawab, "Aku rasa jika aku menikah dengannya, maka ia yang duduk di dalam mobil mewah ini bersamaku."

Seorang anak manusia menjadi orang besar dan sukses oleh karena adanya dukungan dari Orang2 sekitar, terutama sekali dari dukungan istri tercinta. Karena istri seorang penolong di kala suka dan duka.
 
Anak manusia menjadi orang besar dan sukses yang nyata2 mengabaikan peran istri, apalagi Tuhan, maka jenis anak manusia demikian adalah tergolong manusia paling sombong di muka bumi ini. Sinisuka Uratta


https://www.facebook.com/rsrc.php/v3/yf/r/g_kf1vXYV_O.png
MALAM KUDUS
Tercipta Gara-Gara Organ Rusak
Tahun 1818 di sebuah Desa terpencil yang jauh dari keramaian namanya Desa Obendorf, Austria tempat pertama kali lagu Natal Malam Kudus berkumandang.
Malam Kudus tercipta bertepatan menjelang malam hari Natal, jemaat gereja setempat ketika itu boleh dibilang agak kecewa karena organ gereja yang biasa digunakan tiba-tiba rusak, tidak dapat dipakai untuk mengiringi lagu nyanyian pada malam Natal itu.
Hanya karena kerusakan organ itu pula menjadi peneyebab utama tersebarnya ke seantro dunia lagu Malam Kudus.
Lagu Malam Kudus, judul aslinya “STILLE NACHT” karya Joseph Mohr, tercipta menjelang Natal tanggal 24 Desember 1818 dalam suasana sejuk, sunyi, tenang yang ditimbulkan oleh salju semalam sebelumnya.
Lagu tersebut Joseph bermaksud untuk dinyanyikan pada tanggal 25 Desember 1818 malam tanpa diiringi sebuah organ karena rusak.
Pencipta lagu tersebut Joseph begitu selesai membuat syair lagu Malam Kudus, ia bergegas menemui Frans Gruber, seorang organis Gereja yang ahli soal musik.
Fransi Gruber benar seorang ahli musik karena dalam waktu singkat langsung tercipta musik yang sangat selaras dengan syair yang baru dibuat oleh Joseph. Namun, organ yang biasa digunakan di Gereja itu tiba-tiba rusak, pada hal Natal hanya tinggal beberapa jam lagi.
Tanpa mengurangi makna Natal malam itu, Malam Kudus tetap dinyanyikan tanpa diiringi organ, namun digantikan sebuah gitar, Joseph Mohr menyanyikan suara tenor sambil memetik gitar dan Frans Gruber menyanyikan Bas dibantu koor beberapa orang gadis (Gereja GBKP disebut “Permata”).
Dunia mungkin tidak akan kenal lagu Malam Kudus, demikian juga Malam Kudus tidak akan berkumandang luas di muka bumi ini, tanpa kehadiran seorang tukang reparasi organ, warga desa tetangga yaitu Desa Ziller. Siapa tukang reparasi organ tersebut sayangnya tidak ada yang mencatat namanya. Justru tukang organ itulah sebenarnya mempopulerkan lagu Malam Kudus ke seluruh dunia.
Lagu Malam Kudus pada awalnya diperkenalkan oleh tukang reparasi organ di Gereja desanya sendiri, Ziller.
Melalui koor dari Gereja Desa Ziller di Pekan Raya bertempat di Leipzig mereka menyanyikan lagu Malam Kudus. Dari Pekan Raya di Leipzig inilah menyebar keseluruh penjuru Jerman dan Austria hingga ke Indoneisa pada tahun 1840. Lagu Malam Kudus dalam Kidung Jemaat telah terukir nama Joseph Mohr dan Frans Xaver Gruber, 1818, seorang Asisten Pendeta dan seorang guru SD merangkap organis Gereja.
Selamat Natal 25 Desember 2015. Tuhan memberkati.
Catatan : Sinisuka Uratta. 




https://www.facebook.com/rsrc.php/v3/yf/r/g_kf1vXYV_O.png
HUKUM TABUR TUAI TIDAK PERNAH BERUBAH 

Menabur kebaikan sudah tentu yang akan dituai adalah kebaikan. Sama halnya dengan menanam benih jagung, yang akan dituai adalah jagung bukan kelapa.
Banyak menabur kebaikan, tentu banyak pula kebaikan yang akan dituai. Sebaliknya banyak menabur kejahatan, yang dituai tidak lain juga kejahatan. 

Semuanya adalah masalah pilihan. Tuhan memberi kebebasan memilih. Kapan dituai adalah waktunya Tuhan, bukan waktu manusia.

Menabur kebaikan pernah dilakukan seorang pemuda dengan cara menolong seorang pemuda sebayanya yang cukup mendesak ditolong karena nyawanya terancam.
Pemuda yang terancam jiwanya ini tengah berjuang menyelamatkan diri keluar dari lumpur. Tubuhnya tampak perlahan ditelan lumpur setiap kali bergerak, teriakannya minta tolong didengar pemuda sebayanya, lalu dijulurkan sepotong kayu sebagai pegangan untuk ditarik perlahan ke pinggiran. Akhirnya selamat.

Tidak sampai disitu saja, pemuda yang telah memberi pertolongan itu membawanya pulang ke rumah orangtuanya, ternyata seorang Bangsawan pemilik sebuah rumah besar serba mewah.
Ayahnya orang kaya itu lalu menawarkan sejumlah uang kepada pemuda yang telah menolong anaknya. Anehnya, biarpun miskin malah ia menolak pemberian Bangsawan yang kaya itu.
Bangsawan tidak habis akal lalu memberinya bea siswa, karena kebetulan cita2 pemuda miskin tersebut menjadi seorang Dokter terkenal.

Pemuda miskin akhirnya tercapai juga cita2nya menjadi Dokter terkenal. Karena itu pula ia sepenuh hati mengabdikan dirinya menolong siapa saja yang sedang sakit.
Seiring berjalannya waktu, kedua pemuda tersebut beranjak dewasa.

Pemuda yang telah memberi kebaikan dengan cara menolong teman sebayanya telah menjadi seorang sarjana, nama lengkapnya, Dokter FLEMING, penemu obat Pennicilin. Sedang pemuda anak Bangsawan menjadi seorang Militer yang gagah.

Namun, putra Bangsawan dalam suatu tugas di medan perang mengalami luka parah mengakibatkan tubuhnya deman tinggi karena infeksi. Baginya, tidak ada harapan lagi sembuh. 

Pada waktu itu, obat paling mujarab mengobati infeksi masih langka di seluruh negaranya, kecuali obat baru, Pennicilin, hasil temuan Dokter FLEMING.

Obat baru hasil temuan Dokter FLEMING pun disuntikkan, ternyata perlahan sembuh total. Nama lengkap anak Bangsawan tersebut adalah WINSTON CHURCHIL, mantan Perdana Menteri Inggris yang terkenal itu.

Hukum menabur dan menuai disini, seorang pemuda miskin menabur kebaikan, menuai seorang Dokter berkat kemurahan hati seorang Bangsawan yang memberinya bea siswa. Selain itu Fleming telah menemukan obat yang menyelamatkan jiwa Churchil.

"Jangan kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai." (Gal.6:9).

Salam hormat. Sinisuka Uratta.