DAVID DINKINS
Tahun 1990-an, satu2nya pejabat
negara dari kulit hitam, pernah memangku jabatan bergengsi sebagai Walikota New
York, namanya David Dinkins.
Pejabat yang penuh wibawa dan
dihormati oleh semua warganya, sehingga setiap kali sang Walikota berpidato,
semua warga setia mendengar dan mematuhi hal2 yang disampaikan.
Salah satu pidatonya, tersebutlah
nama seorang pria mantan kekasih istrinya, tentunya sebelum mereka menjadi
pasangan suami istri.
Ketika Bapak Walikota bersama Nyonya
keliling kota dengan mengendarai mobil dinasnya. Tiba2 ia melihat seorang pria
yang sedang banting tulang, berpeluh keringat, pakaian tak karuan, kotor, lagi
bekerja sebagai tukang bangunan. Pria inilah mantan kekasih sang istri.
Sang suami (David Dinkins) lalu
menggoda istrinya, mengatakan, "Kamu pasti bangga karena sekarang sedang
berada di dalam sebuah mobil mewah bersama suami ( Walikota ), dan bukan
bersama pria tukang bangunan di pinggir jalan.
Diluar dugaan suaminya, istri
spontan menjawab, "Aku rasa jika aku menikah dengannya, maka ia yang duduk
di dalam mobil mewah ini bersamaku."
Seorang anak manusia menjadi orang
besar dan sukses oleh karena adanya dukungan dari Orang2 sekitar, terutama
sekali dari dukungan istri tercinta. Karena istri seorang penolong di kala suka
dan duka.
Anak manusia menjadi orang besar dan
sukses yang nyata2 mengabaikan peran istri, apalagi Tuhan, maka jenis anak
manusia demikian adalah tergolong manusia paling sombong di muka bumi ini. Sinisuka Uratta
MALAM KUDUS
Tercipta Gara-Gara Organ Rusak
Tercipta Gara-Gara Organ Rusak
Tahun 1818 di sebuah Desa terpencil
yang jauh dari keramaian namanya Desa Obendorf, Austria tempat pertama kali
lagu Natal Malam Kudus berkumandang.
Malam Kudus tercipta bertepatan
menjelang malam hari Natal, jemaat gereja setempat ketika itu boleh dibilang
agak kecewa karena organ gereja yang biasa digunakan tiba-tiba rusak, tidak
dapat dipakai untuk mengiringi lagu nyanyian pada malam Natal itu.
Hanya karena kerusakan organ itu
pula menjadi peneyebab utama tersebarnya ke seantro dunia lagu Malam Kudus.
Lagu Malam Kudus, judul aslinya
“STILLE NACHT” karya Joseph Mohr, tercipta menjelang Natal tanggal 24 Desember
1818 dalam suasana sejuk, sunyi, tenang yang ditimbulkan oleh salju semalam
sebelumnya.
Lagu tersebut Joseph bermaksud untuk
dinyanyikan pada tanggal 25 Desember 1818 malam tanpa diiringi sebuah organ
karena rusak.
Pencipta lagu tersebut Joseph begitu
selesai membuat syair lagu Malam Kudus, ia bergegas menemui Frans Gruber,
seorang organis Gereja yang ahli soal musik.
Fransi Gruber benar seorang ahli
musik karena dalam waktu singkat langsung tercipta musik yang sangat selaras
dengan syair yang baru dibuat oleh Joseph. Namun, organ yang biasa digunakan di
Gereja itu tiba-tiba rusak, pada hal Natal hanya tinggal beberapa jam lagi.
Tanpa mengurangi makna Natal malam
itu, Malam Kudus tetap dinyanyikan tanpa diiringi organ, namun digantikan
sebuah gitar, Joseph Mohr menyanyikan suara tenor sambil memetik gitar dan
Frans Gruber menyanyikan Bas dibantu koor beberapa orang gadis (Gereja GBKP
disebut “Permata”).
Dunia mungkin tidak akan kenal lagu
Malam Kudus, demikian juga Malam Kudus tidak akan berkumandang luas di muka
bumi ini, tanpa kehadiran seorang tukang reparasi organ, warga desa tetangga
yaitu Desa Ziller. Siapa tukang reparasi organ tersebut sayangnya tidak ada
yang mencatat namanya. Justru tukang organ itulah sebenarnya mempopulerkan lagu
Malam Kudus ke seluruh dunia.
Lagu Malam Kudus pada awalnya
diperkenalkan oleh tukang reparasi organ di Gereja desanya sendiri, Ziller.
Melalui koor dari Gereja Desa Ziller
di Pekan Raya bertempat di Leipzig mereka menyanyikan lagu Malam Kudus. Dari
Pekan Raya di Leipzig inilah menyebar keseluruh penjuru Jerman dan Austria
hingga ke Indoneisa pada tahun 1840. Lagu Malam Kudus dalam Kidung Jemaat telah
terukir nama Joseph Mohr dan Frans Xaver Gruber, 1818, seorang Asisten Pendeta
dan seorang guru SD merangkap organis Gereja.
Selamat Natal 25 Desember 2015.
Tuhan memberkati.
Catatan : Sinisuka Uratta.
HUKUM TABUR TUAI TIDAK PERNAH
BERUBAH
Menabur kebaikan sudah tentu yang
akan dituai adalah kebaikan. Sama halnya dengan menanam benih jagung, yang akan
dituai adalah jagung bukan kelapa.
Banyak menabur kebaikan, tentu
banyak pula kebaikan yang akan dituai. Sebaliknya banyak menabur kejahatan,
yang dituai tidak lain juga kejahatan.
Semuanya adalah masalah pilihan.
Tuhan memberi kebebasan memilih. Kapan dituai adalah waktunya Tuhan, bukan
waktu manusia.
Menabur kebaikan pernah dilakukan
seorang pemuda dengan cara menolong seorang pemuda sebayanya yang cukup
mendesak ditolong karena nyawanya terancam.
Pemuda yang terancam jiwanya ini
tengah berjuang menyelamatkan diri keluar dari lumpur. Tubuhnya tampak perlahan
ditelan lumpur setiap kali bergerak, teriakannya minta tolong didengar pemuda
sebayanya, lalu dijulurkan sepotong kayu sebagai pegangan untuk ditarik
perlahan ke pinggiran. Akhirnya selamat.
Tidak sampai disitu saja, pemuda
yang telah memberi pertolongan itu membawanya pulang ke rumah orangtuanya, ternyata
seorang Bangsawan pemilik sebuah rumah besar serba mewah.
Ayahnya orang kaya itu lalu
menawarkan sejumlah uang kepada pemuda yang telah menolong anaknya. Anehnya,
biarpun miskin malah ia menolak pemberian Bangsawan yang kaya itu.
Bangsawan tidak habis akal lalu
memberinya bea siswa, karena kebetulan cita2 pemuda miskin tersebut menjadi
seorang Dokter terkenal.
Pemuda miskin akhirnya tercapai juga
cita2nya menjadi Dokter terkenal. Karena itu pula ia sepenuh hati mengabdikan
dirinya menolong siapa saja yang sedang sakit.
Seiring berjalannya waktu, kedua
pemuda tersebut beranjak dewasa.
Pemuda yang telah memberi kebaikan
dengan cara menolong teman sebayanya telah menjadi seorang sarjana, nama
lengkapnya, Dokter FLEMING, penemu obat Pennicilin. Sedang pemuda anak
Bangsawan menjadi seorang Militer yang gagah.
Namun, putra Bangsawan dalam suatu
tugas di medan perang mengalami luka parah mengakibatkan tubuhnya deman tinggi
karena infeksi. Baginya, tidak ada harapan lagi sembuh.
Pada waktu itu, obat paling mujarab
mengobati infeksi masih langka di seluruh negaranya, kecuali obat baru,
Pennicilin, hasil temuan Dokter FLEMING.
Obat baru hasil temuan Dokter
FLEMING pun disuntikkan, ternyata perlahan sembuh total. Nama lengkap anak
Bangsawan tersebut adalah WINSTON CHURCHIL, mantan Perdana Menteri Inggris yang
terkenal itu.
Hukum menabur dan menuai disini,
seorang pemuda miskin menabur kebaikan, menuai seorang Dokter berkat kemurahan
hati seorang Bangsawan yang memberinya bea siswa. Selain itu Fleming telah
menemukan obat yang menyelamatkan jiwa Churchil.
"Jangan kita jemu-jemu berbuat
baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai." (Gal.6:9).
Salam hormat. Sinisuka Uratta.